Tags

, , , , , , , , ,

Diberkatilah orang yang percaya kepada YAHWEHAlkitab Perjanjian Lama adalah bacaan yang bagus untuk mengenal hati dan pikiran Elohim YAHWEH, yakni ”Bapa-Ku” Yeshua menyebut Pribadi tersebut. Bapa-bapa Refromasi Gereja Barat mendasarkan keyakinannya pada ”5 sola” (5 hanya oleh) dari Alkitab Perjanjian Baru yang ternyata telah terlukis di Perjanjian Lama.

Kitab Musa yang terakhir Ulangan, sebagaimana namanya adalah ”menyatakan kembali (restatment) isi Torah yg sebelumnya” atau ”Penyimpulan Perjanjian.” Pada kitab ini, nabi Musa mengingatkan kembali -3 hal utama.

  1. bahwa apa yang ia telah katakan kepada bangsa Israel adalah ”sesuai dengan segala hal yang YAHWEH telah perintahkan kepadanya tentang mereka” (Ul. 1:3), seperti nampak tertulis ”lalu YAHWEH berfirman kepadaku, dengan mengatakan: …” (20x dari Keluaran sampai Ulangan).
  2. bahwa mereka harus memperhatikan atau mengingat: janji Elohim, perintah-Nya, ketetapan-Nya dan larangan-Nya (20x di Ulangan)
  3. bahwa mereka harus mengawasi diri sendiri atau berhati-hati (10x)

”Sebagaimana Abraham beriman kepada Elohim dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran,” (Gal. 3:6a) Rasul Paulus berkata kepada gereja-gereja di Galatia. Kita yang percaya kepada Yeshua memiliki hubungan dengan Bapa-Nya melalui pembenaran YAHWEH kepada Abraham, seperti Firman-Nya berkata ”maka kamu mengetahui bahwa yang karena iman, merekalah anak-anak Abraham (6b), Rasul menyimpulkan: ”Jadi, mereka yang karena iman, mereka diberkati bersama Abraham yang setia (9).

Firman-Nya di Ulangan pasal 9 mengajarkan kita untuk tidak sombong ketika kita diberkati dan menjadi sukses.

Pasal ini diawali dengan janji penyertaan Elohim dan kemenangan umat-Nya – yang mustahil bagi pikiran manusia: ”merebut  bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, kota-kota besar yang berkubur-kubunya sampai ke langit; suatu bangsa yang besar dan tinggi” (1-2)

Janji-Nya: ”Oleh karena itu, ketahuilah pada hari ini bahwa YAHWEH, Elohimmu, Dialah yang berjalan di depanmu seperti api yang menghanguskan. Dia akan menghancurkan mereka dan Dia akan membawa mereka tunduk dihadapanmu” (3)

Peringatan-Nya: Ketika YAHWEH, Elohimmu, menghalau mereka dari hadapanmu, biarlah engkau tidak berkata di dalam hatimu dengan mengatakan: YAHWEH telah membawa aku masuk untuk memiliki negeri ini karena kebenaranku.” Bukan karena kebenaran bangsa Israel dan umat Kristen ketika kita berhasil melakukan perkara yang besar-besar, ”tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah yang membuat YAHWEH mengalihkan milik mereka ke hadapanmu” (4)

Pernyataan ini mengingatkan setiap manusia bahwa bumi dan segala isinya adalah ciptaan dan milik Elohim YAHWEH (Kejadian 1-2; Mazmur 24:1; Kolose 1:15-17), Dia punya hak memberikan miliknya kepada siapa Dia suka, dan mengambilnya kembali ketika kita tidak setia kepada-Nya.

Firman-Nya melalui nabi Musa mengingatkan umat-Nya sekali lagi: ”Itu bukan karena kebenaranmu atau karena ketulusan hatimu sehingga engkau pergi untuk memiliki negeri mereka. Namun, YAHWEH, Elohimmu, menghalau mereka dari hadapanmu karena kefasikan bangsa-bangsa itu, dan supaya meneguhkan firman yang YAHWEH telah bersumpah kepada leluhurmu, Abraham, Ishak, dan Yakub.”

Kita diberkati bukan karena kebenaran kita, sebab sebenarnya kita adalah ”bangsa yang tegar tengkuk (’berleher kaku’)” (6, 13), ”memberontak melawan YAHWEH” (7, 24). Tegar tengkuk berarti susah diatur.

Entah sudah berapa kali kita mengalami sediri berkat dan perlindungan Elohim, namun sering kita ragu akan kesetiaan-Nya dan tidak jarang kita bersungut-sungut kepada Dia. Bangsa Israel sejak hari pertama keluar dari tanah Mesir sampai di hari nabi Musa menulis kitab Ulangan ini telah melihat sendiri puluhan mujizat dan keajaiban, namun nabi Musa mencatat: Kamu telah menjadi orang yang memberontak melawan YAHWEH sejak hari aku mengenalmu!” (24)

Kita orang Kristen adalah ”orang Israel rohani,” kita juga sering kali lupa akan jasa-jasa pemimpin kita yang setia berdoa syafaat kepada Dia agar kita diampuni dan diberkati; kesetian mereka adalah seperti kesetiaan bersyafaat Abraham bagi keturunannya dan Musa bagi bangsa Israel.

Permohonan nabi Musa di bawah ini saya pikir adalah juga permohonan para pemimpin Gereja kepada semua domba-domba gembalaan mereka:

”Dan kamu haruslah menyunat kulit khatan hatimu dan janganlah kamu mengeraskan hatimu dan janganlah kamu mengeraskan tengkukmu lagi. Sebab YAHWEH, Elohimmu, Dialah Elohim atas segala ilah dan Adonai (Tuhan) atas segala tuan, Elohim yang besar, yang perkasa dan yang ditakuti, yang tidak memandang muka, juga tidak menerima suap … Engkau harus takut akan Dia dan bergantung kepada-Nya, dan engkau harus bersumpah demi Nama-Nya. Dia harus menjadi pujianmu, dan Dia harus menjadi Elohimmu. (Ul. 10:16-21) ”Dan engkau harus mengasihi YAHWEH, Elohimmu, dan memelihara perintah-Nya, ketetapan-Nya dan peraturan-Nya selama-lamanya” (Ul. 11:1).

Menyunat kulit khatan hatimu berarti mencabut apapun yang tidak sesuai kepada Firman-Nya; bahkan semua yang bersifat daging, sensual, kemunafikan dan kesombongan yang tidak sopan (John Gill, Exposition of the Entire Bible). Sunat kulit khatan daging hanyalah bersifat kebangsaan, namun sunat hati adalah keharus bagi umat YAHWEH untuk bisa masuk ke Tanah Perjanjian yang kekal (Sorga mulia).

“Terlahir untuk memuliakan Adonai Yeshua Messiah dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa” – Joseph Hendry