Tags

, , , , , , ,

Siapakah Anda

Kita hidup di dalam suatu budaya yang berubah dengan cepat dan global. Saya ingat, suatu hari putri kami yang baru saja memasuki dunia remaja-muda, belajar di sebuah kota Megapolitan di sebuah negara Barat, bertanya melalui hubungan telpon jarak jauh, dimana saya berdiri, “Pa, what are your opinions about gays?” Terkejut namun bersyukur dan bersukacita bahwa biji-mataku ini mau mendengar dan tahu pendirian ayahnya tentang pria-pria homosex.

Tiga puluh tahun lalu, orang tua di Barat sudah tidak bisa menghentikan putri-putri remaja dewasa mereka untuk tidak terlibat dalam praktek sex bebas, hanya bisa mengingatkan, “Jangan lupa membawa kondom!” 10 tahun kemudian praktek yang sama telah menjangkau remaja yang belum berusia 17 tahun; sehingga ada program TV, – untuk menolong mereka yang hamil tak-diharapkan berjudul: 16 and Pregnant (lengkapnya: “saya baru berusia 16 tahun tetapi sudah hamil”). Sekarang, budaya itu telah berubah menjadi sebuah gerakan “Kampanye Hak asasi Aborsi,” dan ini sudah mewabah ke banyak dunia, seperti Amerika Latin, dan Afrika.

Dimanakah kita para orang tua, pendidik, dan pemimpin masyarakat berdiri pada abad Post-Modernism ini? Dan bagaimanakah kita bersikap kepada para biji-mata kita dan generasi muda sebaya mereka?

Chelsen Vicari, seorang aktivis Kristen wanita Amerika pada Institut untuk bidang keagamaan dan demokrasi, dan sarjana dalam ilmu politik dan sejarah, plus master untuk politik internasional, ia mengelompokan orang Kristen Injili ke dalam tiga kelompok,[1]

  • Orang-orang Kristen Sofa-Kentang: Para Kristen ini mengadopsi budaya melalui tetap berdiam diri pada diskusi-diskusi budaya-dan-iman yang sulit. Biasanya, kelompok ini akan mengecilkan kebenaran-kebenaran absolut Elohim melalui mempromosikan illusi netral dari metode penginjilan yang Yeshua kehendaki.
  • Orang-orang Kristen model-Warung Kopi: Kelompok ini mengambil dan memilih pesan-pesan Alkitab apa untuk dipakai, … mereka fokus hanyalah pada bagian-bagian yang “enak” dari Injil, sementara terus-menerus dan sengaja mengecilkan arti dosa, neraka, pertobatan dan perubahan (hidup).
  • Orang-orang Kristen Iman yang tak-tergoncangkan: Dalam menghadapi peringatan-peringatan keras budaya, para orang Injili ini menolak untuk berdiam diri. Meniru Yeshua, mereka secara semangat berbicara tentang kasih, dan kemurahan sementara juga menbagikan kepada para tentangga mereka kebutuhan untuk mengenali dan kembali dari dosa.

Menjawab pertanyaan putri saya di atas, saya balik bertanya terlebih dahulu – saya mengajar anak-anak saya sejak kecil untuk berpikir kreatif, bijaksana mengambil keputusan dan bertindak berani sesuai hati nurani mereka, saya tidak pernah memaksakan pendapat saya pada mereka sejak mereka lepas dari usia 5 tahun – saya bertanya, “Terima kasih untuk bertanya. Kamu ingin tahu opini papa tentang para pria homosex, … dalam kontek apa kamu ingin mengkaitkan itu? _Kerohian? _Politik? Atau _Biologi?”

karakter SingaKristen Stand Alone.Orang Benar berani seperti singa muda (Amsal 28:1). “Seekor singa yang muda, lebih perkasa daripada binatang-binatang buas, yang tidak mundur, tidak juga takut (pada) binatang buas (apapun) (Amsal 30:30, LXX). Seorang yang Stand Alone adalah orang yang bertahan pada pendiriannya, tidak mengikuti suara/pendapat/perbuatan mayoritas yang ada di sekelilingnya. Seperti dua lagu ini berkata “I would rather have Jesus than silver or gold.” Dan berkata lantang “I shout out Your Name from the rooftops, I proclaim that I am Yours, I am Yours.” Cerita klasik Alkitab dari jenis orang Stand Alone adalah Daniel dan ketiga rekannya, Hananya, Mishael dan Azarya. Keempat remaja Yahudi ini adalah kelompok minoritas, bahkan berstatus budak di Kerajaan Babilonia (Irak) yang kuat, bengis dan tidak mengenal belas kasihan (Yer. 6:22-23). Alkitab menulis, “Dan Daniel berketetapan dalam hatinya bahwa dia tidak akan menajiskan dirinya dengan santapan raja.” (Dan. 1:8a). terjemahan lain: perposed, determined. Daniel memiliki keberanian dan kekuatan untuk tetap pada pendiriannya sebab ia telah berketetapan / bertujuan dihadapan Elohimnya bahwa ia tidaklah akan menajiskan dirinya – apa pun harganya. Demikian juga ketiga rekan Daniel tersebut; mereka bisa bebas dari hukuman terbakar hidup-hidup dan tidak kehilangan jabatan jika hanya saja mereka bersedia menyembah patung duplikat raja Nebukadnezar, namun mereka berkata kepada raja, “Lihatlah ada Elohim kami yang kami puja, yang sanggup melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala, dan Dia pun akan melepaskan dari tanganmu, ya raja. Dan seandainya tidak, hendaklah diketahui olehmu, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja ilah-ilahmu atau menyembah patung emas yang telah engkau dirikan itu.” (Dan. 3:17-18). Upah: “Setiap kali Daniel berpegang pada imannya, itu sepertinya ia akan kalah; tetapi Elohim memakai masalah-masalah yang Daniel hadapi untuk memberikan dia penghormatan dan hikmat rohani yang lebih tinggi.”[2]

karakter Bajing waspada, berani mati demi komunitasnyaKristen Striker. “Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Sebaliknya, kasih yang sempurna membuang ke luar ketakutan. (1 Yoh. 4:18a). Bajing ialah binatang lembut dan kecil, namun siap menghadapi ular (video, 2 menit) yang mencoba mengganggu komunitasnya. Binatang yang kupingnya selalu bergerak, berfungsi seperti antena penerima, mereka adalah Firemen bagi komunitasnya, siap mati demi orang lain yang terancam bahaya. Orang Kristen jenis ini, bukan saja ia kuat dalam mempertahankan iman percayanya, lebih lagi ia secara aktif menyerang balik musuh-musuh imannya dan komunitasnya. Karakter sejenis ini kita jumpai pada pribadi Yoshua, hamba nabi Musa, dan pada raja Daud, putra Isai. Yoshua bukan hanya percaya bahwa Elohim bangsanya, Elohim YAHWEH, mampu memberikan tanah yang dikuasai oleh banyak bangsa yang lebih besar dan lebih kuat baik secara kuantitas dan kualitas kepada mereka, lebih lagi ia bertindak dan menjadi pemimpin perang. Baca kitab Bilangan 14:1-25; Elohim karenanya menghargai Yoshua dan memberi janji, “Tidak akan ada seorang pun yang sanggup berdiri di hadapanmu seumur hidupmu.” Dan Elohim YAHWEH memberi perbandingan, “Sebagaimana Aku telah bersama Musa, begitulah juga Aku ada besertamu. Aku tidak akan mengabaikanmu dan Aku tidak akan meninggalkanmu.” (Yoshua 1:5). Wau, suatu jaminan janji yang luar biasa, bukan? Pada suatu pertempuran, Yoshua meminta kepada Elohim untuk Matahari dan Bulan berhenti pada tempatnya masing-masing. Dan kedua planet ini berhenti kira-kira sehari penuh!! Seorang anggota NASA menemukan bukti peristiwa ini. Kitab Yoshua menulis bahwa peristiwa ini juga tercatat di Kitab Orang Jujur (Jashar; Ibrani atau the Upright; English). Dan Yoshua memberi alasan mengapa hal itu bisa terjadi, “Sebab YAHWEH telah berperang untuk Israel.” Baca: Yos. 10:12-15.  Ada banyak Kitab disebut di Alkitab namun tidak tercantum di dalamnya, seperti Kitab Gad, Pelihat Daud ini, (terjemahan lengkap berbahasa Indonesia).

Kalimat Yoshua pada akhir pasalnya, COCOK UNTUK KITA SEMUA YANG HIDUP PADA MASA KINI, sebab itu bukan sekedar kabar sikap Stand Alone Yoshua dan keluarganya, lebih dari itu adalah tantangan segar bagi umat Israel, dan suatu peringatan yang bersifat nubuatan bagi semua pendengarnya, ia berkata,

“Maka sekarang, (ya sekarang, bukan besok), takutlah akan YAHWEH dan beribadahlah kepada-Nya dalam kesungguhan dan kebenaran, dan berbaliklah dari ilah-ilah … dan beribadahlah kamu kepada YAHWEH.” Lalu memberi mereka pilihan, “Dan jika hal itu tampak jahat menurut pandanganmu untuk beribadah kepada YAHWEH, hari ini pilihlah bagi dirimu, kepada siapa kamu akan beribadah – apakah kepada ilah-ilah yang leluhurmu beribadah di seberang sungai atau kepada ilah-ilah orang Amori yang di dalam negerinya kamu tinggal” dan memberi pesan teladan,  “tetapi mengenai aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada YAHWEH.” (Yos. 24:15)

Jika saat ini Roh Kudus bertanya kepada Anda pertanyaan ini, apa jawaban Anda:

“Apa opinimu tentang tantangan dunia di sekitarmu?”

Catatan kaki:

  1. Here’s How the New Christian Left Is Twisting the Gospel by Chelsen Vicari
  2. How To STAND ALONE, Character Booklet of Institute in Basic Life Principles, USA

“Terlahir untuk memuliakan Adonai Yeshua Messiah dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa” – Joseph Hendry