Tags

, , , , , , , , , , ,

Untuk Anda yang serius mencari kebenaran, dan kebenaran adalah hal yang utama dalam hidup Anda, maka pertanyaan ini pasti pernah muncul di pikiran Anda; mengapa bisa dari kayu salib kematian berubah menjadi benda dan binatang musim semi: rumput hijau, telur ayam, kelinci, anak ayam? Mengapa bisa dari Paskah sebagai Hari Kudus Memperingati Kematian Juru Selamat Dunia bisa berubah menjadi Paskah (Easter) Hari Minggu Kebangkitan Yeshua. Artikel ini saya buat sebagai sebuah obat penyembuh sekaligus nutrisi rohani agar kasih mula-mula Anda dan para pembaca tetap terjaga dan sikap Takut akan Elohim YAHWEH tetap ada melekat di hati dan pikiran kita semua. Selamat membaca dan diberkati dan melalui pengertian ini kiranya Anda juga menjadi berkat bagi orang lain. Pertanyaan dan komentar bisa ditulis di bawah. Dan silahkan membagikan artkel ini ke orang lain. YBU, Joseph Hendry

Jika kamu memelihara perintah-perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, sama seperti Aku telah memelihara perintah-perintah Bapa-Ku dan Aku tinggal di dalam kasih-Nya. (Injil Yohanes 15:10 IMB)

“Jika Yeshua dan para rasul merayakan Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi, bagaimana dunia Kristen saat ini memiliki kebiasaan dan perayaan Jumat Agung dan Minggu Paskah yang tidak alkitabiah?” Mike Bennett, pemimpin editor situs Kristen, mengawali tulisannya pada Bagaimana kita mendapatkan kebiasaan Jumat Agung dan Minggu Paskah?1 Mike menerangkan penyebabnya: “Ketika agama Kristen baru ini menyebar, ia menghadapi penganiayaan dan menghadapi ide-ide baru dari dalam dan luar. Selama beberapa dekade, fragmentasi dan penyimpangan doktrinal terjadi. Bagi banyak orang, ajaran-ajaran Alkitab mulai mengambil kursi belakang demi keinginan menghindari penganiayaan atau untuk memenangkan petobat baru. Para rasul memperingatkan tren ini bahkan di abad pertama.” Dari buku-buku yang membahas Gereja Mula-mula yang telah saya baca, pernyataan Mike Bennett ini sanggatlah meneguhkan, ini terlihat jelas sekali jika kita membaca Kisah para Rasul dan seluruh kitab di Perjanjian Baru dengan membandingkannya dengan doktrin dan praktek di banyak Gereja Protestan secara umum dan di khususnya di Gereja Roma Katolik.

Tiga Faktor Pengubah Utama Paskah jadi Hari Kebangkitan disebut “Easter”

1. Anti-Israel dari pihak Kerajaan Romawi. Sebelum Bait Elohim ini diruntuhkan (70 CE), anti-Israel telah terlihat di kota Roma, Raja Claudius (41-54 CE) di tahun-tahun pemerintahan ia mengusir semua orang Israel dari kota Roma, Lukas mencatat, pasangan Kristen Akwila dan Priskila yang bertemu Paulus (Kis. 18:1-2), dan juga ditulis oleh Sejarawan Romawi Suetonius. Pengusiran akibat perselisihan antara orang Israel dengan Kristen bukan-Israel: Yeshua adalah Messiah atau bukan. Namun Kristen Israel ikut terusir dari Roma.

“Sementara Roma adalah toleran secara budaya dan beberapa raja pro-orang Yudea secara aktif. … Bentrokan utama pertama muncul tahun 66 setelah gubernur Romawi Gessius Florus menuntut pajak emas yang berat dari perbendaharaan Bait Elohim.”2 Bentrokan ini yang memicu sikap keras yang menonjol dari Kerajaan Romawi terhadap Israel. Jenderal Titus berhasil membakar dan meruntuhkan Bait Elohim di tahun 70 CE, setelah sebelumnya tentara Romawi di bawah pimpinan Jenderal Vespasian (ayah Titus) mengepung dan membuat penduduk Yerusalem kelaparan. Dan Titus mengusir semua orang Israel dari Yerusalem. Dan kemudian menguasai benteng pertahanan terakhir para pejuang Israel, Masada. Benteng di pucak gunung ini terkepung hampir tiga tahun, membuat para penghuninya sangat kelaparan. Namun mereka pejuang asli; ketika sejumlah tentara Romawi berhasil naik dan masuk ke benteng teresebut semua sudah mati dengan pedang mereka sendiri, “kamikase” orang Jepang menyebutnya.

Peristiwa besar anti-Israel lainnya dilakukan oleh Raja Romawi Hadrian. Ia berambisi me-Roma-kan provinsi Yudea: melarang praktek menguduskan Hari Sabat dan Sunat bagi bayi laki-laki Israel, yang tidak lama kemudian banyak orang Israel di Yudea berontak, di bawah pimpinan Bar Kokhba. “Romawi menghancurkan pemberontakan Shimon Bar Kokhba (132 CE), di mana Yerusalem dan Yudea ditaklukkan, dan wilayah Yudea diganti namanya menjadi Palestina dalam upaya untuk meminimalkan identifikasi Yahudi dengan tanah Israel.3 Tidak cukup sampai di situ, “Hadrian memutuskan untuk membasmi orang-orang Yahudi dan agama mereka dari keberadaan. Ia menjual semua tahanan Yahudi ke dalam perbudakan, melarang mengajarkan Torah, mengganti nama Yerusalem menjadi Aelia Capitolina, sinagoge-sinagoge (rumah-rumah ibadah) diganti dengan kuil-kuil Romawi.”4

2. Gereja Kristen bukan-Israel memilih jalan aman bagi diri mereka sendiri. Kita coba merenungkan sejenak deretan peristiwa anti-Israel di atas. Bayangkan jika Anda (bukan orang Israel) bertobat menjadi Kristen akibat penginjilan dari salah satu rasulnya Yeshua dan Anda jadi penatua / pendeta di Israel atau bahkan di Italia di masa itu. Masihkah Anda berani mengajarkan apa yang Anda telah belajar dari Rasul Israel? Tentu Anda akan mengadaptasi doktrin Anda demi keselamatan jiwa Anda bukan? Itulah yang Mike Bennett coba ceritakan kepada kita. Itulah yang saya mengerti ketika menyelidiki Kepercayaan Gereja Mula-mula 400-500 tahun pertama.

Di pertengahan akhir abad ke-2, jadi sedikitnya durasi 75 tahun sebelum Konsili Nicea 325 yang terkenal itu, sikap Gereja-gereja di wilayah Romawi, khususnya bagian Barat (Latin) telah nampak sekali. Di Timur, Justin Martyr (kelahiran Samaria), seorang Kristen berlatar belakang Platonism sebuah cabang Filsafat Yunani, dalam dialognya dengan Trypo, seorang teolog Israel, Justin menyatakan bahwa Sunat adalah penderitaan, bukan Perjanjian Darah antara Elohim YAHWEH dengan benih Abraham: “Namun, sunat ini tidak perlu bagi semua orang, tetapi bagi kalian sendiri, agar, seperti yang telah saya katakan, kalian dapat menderita hal-hal yang sekarang kalian derita dengan adil.”5 Dialog ini terjadi sekitar 155-160 CE. Marcion, teolog Kristen Yunani (mati 160 CE) mengajar bahwa Elohim yang mengutus Yeshua bukanlah Elohim Perjanjian Lama.  Tertullian, bapa Gereja Latin (160-220) bahkan menulis buku: “Menentang para Yahudi.”

Dan bahkan sudah ada di awal abad ke-1. Tulisan Ignatius, Penatua Gereja Antiokhia, seorang murid Rasul Yohanes, (sekitar 105-115). Ia menulis, “Tidak masuk akal untuk mengakui Massiah Yeshua, dan untuk Yudaisasi. Karena Kristianiti tidak memeluk Yudaisme, tetapi Yudaisme Kristianiti, sehingga setiap lidah yang percaya dapat dikumpulkan bersama kepada Elohim.”6 Editan para bapak-bapak Gereja atas Surat-surat Ignatius menambah buruk sikap gereja atas Israel, dan merusak nama harum Penatua ini di mata para Kristen Israel dan khususnya bangsa Israel (sekulir dan ‘Yudaisme’); ia sering dikategorikan sebagai “bapak Teologi Penggantian” (Replacement Theology).7 Perlu diketahui bahwa kata “Yudaisme” pada jaman itu berarti “ajaran kelompok Farisi,” dan bukan ajaran Torah yang dianut oleh orang Israel di wilayah Yudea.8 Gereja bangsa Israel berbahasa Ibrani, yang Perjanjian Baru sebut sebagai kelompok “the Nazarene” (orang Nazaret) masih ada dan kuat, meskipun teraniaya.9

Baca juga:

3. Larangan yang disertai ancaman dari Pemerintah dan Gereja Romawi kepada Gereja Kristen bukan-Israel. Dalam setiap masa, Elohim yang setia selalu menyisahkan umat-Nya yang tetap berpegang teguh kepada Firman-Nya. Contoh: Polycarp (69-155 CE), Penatua Semirna, juga murid rasul Yohanes, saat berkunjung ke Roma, Eusibius Penatua Kaisaria, Israel pada bukunya Ecclesiastical History menulis: “Anicetus (Penatua Roma) “membujuk Polycarp meninggalkan apa yang ia selalu jaga bersama Yohanes murid Adon kita, dan rasul-rasul lain yang telah bergaul dengannya.”10 Raja Romawi memanggil ia ke Roma, menyidangnya untuk ia meninggalkan imanya. Polycarp memilih mati.11

Dari buku Ecclesiastical Histrory yang sama, Victor Penatua Roma (189-199)12 memakai jalan keras, memaksakan Gereja-gereja di Asia untuk mengubah kebiasaan mereka untuk sama seperti di Roma dan sejumlah Gereja Eropa lainnya: mengganti Perayaan Paskah 14 Nisan menjadi Hari Minggu; Polycrates Penatua Efesus bersama para penatua Asia lainnya menulis surat, membalas surat ancaman Penatua Roma ini, tertulis:

“Kami memelihara hari yang tepat [14 Nisan]; tidak menambahkan, atau membuang. Karena di Asia juga terang-terang besar [para pemimpin Gereja] telah tertidur, yang akan bangkit kembali pada hari kedatangan Adonai, ketika Dia akan datang dengan kemuliaan dari surga, dan akan mencari semua orang kudus. Di antaranya adalah Filipus, salah satu dari dua belas rasul, yang tertidur di Hierapolis; dan dua putrinya yang sudah lanjut usia, dan seorang putri lainnya, yang hidup dalam Roh Kudus dan sekarang beristirahat di Efesus; dan, terlebih lagi, Yohanes, yang adalah seorang saksi dan seorang guru, yang bersandar di pangkuan Adonai, dan, sebagai seorang imam, mengenakan lempangan tutup dada [sama seperti imam besar di Perjanjian Lama]. Ia tertidur di Efesus. Dan Polycarp di Smyrna, yang adalah seorang penatua dan martyr; … Semua ini memelihara hari ke-14 Paskah menurut Injil, tidak menyimpang dalam hal apa pun, tetapi mengikuti aturan iman. Dan saya juga, Polycrates, yang terkecil dari Anda semua, melakukan sesuai dengan tradisi para kerabat saya, beberapa di antara mereka telah saya ikuti dengan cermat. Karena tujuh kerabat saya adalah penatua; dan saya yang ke-8. Dan para kerabat saya selalu mengamati Hari itu ketika orang-orang menyingkirkan ragi. Saya, oleh karena itu, saudara-saudara, yang telah hidup 65 tahun di dalam Adonai, dan telah bertemu dengan saudara-saudara di seluruh dunia, dan telah membaca setiap Kitab Suci, tidak terpengaruh oleh kata-kata yang menakutkan. Sebab mereka yang lebih besar dari diri saya, telah mengatakan: ‘Kita harus menaati Elohim daripada manusia.’Untuk lengkapnya silakan baca: Reaksi para Pemimpin Gereja Abad ke-3 ke Gereja Roma atas Perayaan Paskah Hari Minggu. Victor mencoba mengucilkan Gereja-gereja di Asia Minor, namun tidak memiliki dampak.

Baca juga:

Paskah berubah jadi Minggu Easter resmi di Konsili Nicea 325. Kaisar Konstantin Agung melihat Gereja sebagai sekutu politik yang bisa dia eksploitasi jika dia bisa menyatukannya. Meskipun saat itu ia sendiri tidak mengaku sebagai seorang Kristen, ia mengadakan Konsili Nicea pada tahun 325 dan memimpinnya untuk memulihkan persatuan. Salah satu keputusan dewan ini adalah bahwa semua Gereja harus merayakan Minggu Paskah. Mereka yang setia kepada perintah Alkitab harus melarikan diri.13

“Ketika gereja yang diakui pemerintah menyebar ke seluruh Eropa, perayaan Easter mulai berkembang. … simbolisme festival musim semi pagan Eropa dan Timur Tengah yang berhubungan dengan tema kebangkitan” (Encyclopaedia Britannica, edisi ke-15, artikel “Easter”).

Mike Bennett menutup tulisannya dengan kalimat: “Easter menjadi hari libur paling penting dalam kalender Kristen meskipun faktanya itu tidak diperintahkan dalam Alkitab. Bahkan, kebiasaan kafirnya dikutuk dalam Alkitab. Orang Kristen diperintahkan untuk merayakan kematian Kristus setiap tahun, tetapi tidak diperintahkan untuk merayakan kebangkitan-Nya.”

Kesimpulan:

  • Perayaan Paskah di Alkitab selalu merefer kepada “korban anak domba” sebagai lambang penebusan dosa manuasia, dimana digenapi oleh Yeshua Messiah di kayu salib.
  • Firman Elohim memerintahkan umat-Nya untuk merayakann Paskah pada tanggal 14 Nisan, sekitar April. Tentu tanggal ini bisa jatuh pada hari apapun.
  • Paskah 14 Nisan ini menjadi Minggu Easter karena tiga faktor utama: 1. Sikap anti-Israel dari pihak Kerajaan Romawi  yang sistimatis. 2. Kristen bukan-Israel yang menjauhkan diri dari hal-hal yang berkaitaan ajaran Torah dan budaya Israel. 3. Perintah resmi dari Konstantin Agung di Konsili Nicea 325 kepada Gereja bukan-Israel untuk mengganti Perayaan Paskah menjadi Perayaan Minggu Easter. Ini juga kesimpulan yang sama untuk “Sabat berubah menjadi Minggu;” Profesor Samuele Bacchiocchi pada buku From Sabbath to Sunday: A Historical Investigation of the Rise of Sunday Observance in Early Christianity
  • Gereja Roma, telah dua kali mencoba menggantinya sebelum Konstantin membuat hukumnya.
  • Dan sekarang telah menjadi kebiasaan dan pengetahuan umum bahwa Paskah adalah hari suci Kebangkitan Yeshua, bukan kematian-Nya.
  • Dan Paskah hari Minggu ini diberi nama “Easter.”

Perubahan resmi waktu dan hukum yang Elohim telah tetapkan untuk Perayaan Paskah ini bersamaan dengan perubahan waktu dan hukum Menguduskan Hari Sabat, hari ke-7 menjadi hari ke-1 (Minggu) yakni 325 CE. Tepat menggenapi nubuatan nabi Daniel 7:19-25.

Di bawah ini video presentasi dari Mike Bennett: How Passover Became Easter | LHT Presents


Catatan Kaki:

  1. Dari buku tipis From Holidays to Holy Days: God’s Plan for You by Mike Bennett the Church of God.
  2. Nick Constable, Historical Atlas of ANCIENT ROME. Pub: Checkmark Book, Itali.  Bab 7. Insurrection in Palestine hal 110. Kata “Palestine” tentu tidak tepat, sebab Kata ini baru muncul tahun 132 CE. Dan Negara Israel telah merdeka 1948.
  3. Origins of the Name “Palestine” and Palestinian Nationalism oleh Jewish Vistual Library.org
  4. What was Hadrian’s relationship with his Jewish subjects? Britannica.com
  5. Justin Martyr. Dialogue With Trypho, bab 19.
  6. Surat Ignatius kepada Jemaat di Magnesia. Bab X bagian akhir. Terjemahan Roberts & Donaldson. Perlu digaris bawahi: ini dari versi pendek. Bapa-bapa Gereja telah merubah Surat Ignatius sehingga ada versi pendek, menengah dan panjang, contoh: Suratnya untuk Jemaat di Filipi bab 10 saya hitung: versi Pendek ada 171 kata, versi Panjang ada 531 kata. Tambahan masalah: tiga sumber Bahasa (Yunani, Latin, Armenia). Versi pendeknya pun diragukan kemurniannya. Baca: Voices of Early Christianity: documents from the origins of Christianity / Kevin W. Kaatz. Hal.157-161. Lebih dalam: Ignatius of Antioch and the Arian controversy; Paul R. Gilliam III. Karena hal-hal ini, tulisan para bapa Gereja tidak bisa dijadikan fondasi doktrin Kristianiti
  7. Replacement Theology: mengajarkan bahwa Gereja telah menggantikan Israel dalam rencana Elohim.  Shema.com
  8. Benjamin H. Freedman, Facts Are Facts. Suratnya kepada Dr. David Goldstein, seorang Israel yang berpindah agama dan menjadi apologet Roma Katolik. Rense.com. bisa di download online
  9. Baca Daftar Buku dengan Tema “Gereja Mula-mula” dari Kristianiti Ibrani sampai abad kelima. 1. Nazarene Jewish Christianity oleh profesor Ray A. Pritz dan 2. The Early Church oleh William. Dr. H. C. Frend.
  10. Eusebius of Caesarea, Ecclesiastical History. Volume 5. Bab 24: The Disagreement in Asia. Ayat 16.
  11. Polycarp’s Martyrdom
  12. Victor merupakan penatua gereja yang pertama berbahasa Latin, dinobatkan tahun 189 CE, Peter De Rosa menulis pada bukunya The Vicars of Christ. Tersedia online free download.
  13. From Holidays to Holy Days: God’s Plan for You by Mike Bennett (lihat no.1)

“Terlahir untuk memuliakan Adonai Yeshua Messiah dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa” – Joseph Hendry